PUSATKARIER.COM - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) merayakan hari jadinya yang ke-44 pada Kamis (06/03/2025) di Jakarta. Dalam kesempatan ini, GAPKI membahas strategi untuk menghadapi tantangan industri sawit tahun 2025, terutama melalui hilirisasi dan percepatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
![]() |
Ilustrasi Truk TBS (Foto: Arsad Ddin) |
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, menyatakan bahwa industri sawit tetap menjadi sektor strategis bagi perekonomian nasional. Ia menilai kebijakan yang berpihak pada sektor ini diperlukan agar kontribusi sawit terhadap devisa dan kesejahteraan masyarakat tetap optimal.
“Pemerintah harus mendukung kebijakan yang kondusif bagi industri sawit mengingat kontribusinya yang besar terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Eddy.
Dewan Pengarah GAPKI, Tun Rahmat Shah, menekankan pentingnya kolaborasi semua pemangku kepentingan dalam menjaga keberlanjutan industri sawit. Ia menyoroti perlunya langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga daya saing sektor ini.
“Perayaan HUT GAPKI ke-44 ini harus menjadi momen introspeksi. Kita harus menghadapi tantangan dengan kebersamaan, keterbukaan, serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,” ujarnya.
Menurut Tun Rahmat Shah, tahun 2025 membawa berbagai tantangan bagi industri sawit, termasuk kebijakan swasembada pangan, energi, dan hilirisasi. Ia menilai langkah-langkah strategis harus segera diterapkan agar sektor ini tetap kompetitif.
“Tahun 2025 akan menjadi tahun penuh tantangan bagi industri sawit. Kebijakan pemerintah mengenai swasembada pangan, energi, dan hilirisasi harus didukung penuh. Peningkatan produktivitas harus diakselerasi melalui percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR),” jelasnya.
GAPKI menilai program PSR menjadi salah satu upaya penting dalam meningkatkan produktivitas perkebunan sawit rakyat. Peremajaan tanaman yang sudah tidak produktif dinilai dapat membantu menjaga keberlanjutan sektor ini dalam jangka panjang.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor pertanian dan perkebunan, termasuk kelapa sawit, mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,69% pada Triwulan III-2024. Angka ini mengindikasikan peran penting sektor sawit dalam mendukung ekonomi nasional.
Di sisi lain, ekspor minyak sawit masih menjadi penyumbang utama devisa bagi Indonesia. Kementerian Perdagangan mencatat bahwa hingga September 2024, ekspor lemak dan minyak nabati, termasuk minyak sawit, mencapai USD 14,43 miliar.
Tun Rahmat Shah menambahkan bahwa industri sawit juga memiliki tanggung jawab sosial yang tidak boleh diabaikan. Ia mengajak pelaku usaha untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
“Industri sawit tidak hanya soal bisnis, tetapi juga tanggung jawab sosial. Mari kita jaga industri ini agar terus memberikan manfaat bagi bangsa dan masyarakat luas,” pungkasnya.
Dalam perayaan HUT ke-44 ini, GAPKI menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku industri dalam menghadapi tantangan sektor sawit ke depan. Hilirisasi dan PSR menjadi dua langkah strategis yang terus diperkuat guna memastikan industri ini tetap menjadi salah satu sektor unggulan di Indonesia.